Thursday, June 16, 2016

Kelapa itu tanaman tanem tuwuh



bungkak/klungah nyuh gading dipergunakan saat upacara mepandes/metatah, foto by : sosmed FB

Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain juga belalangnya demikian kata-kata yang acap terdengar pada keseharian kita di era-era panca robanya moderninasi di seantero NKRI. Hingga kini NKRI telah memasuki zaman batu akik setengah abad lebih yang lampau NKRI diproklamirkan dan para masyarakatnya  telah merasakan era android dunia dalam genggeman istilah  lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain juga belalangnya masih cocok untuk di perdengarkan ke telinga para pendengar warga interaksi kita. Misal riil penyebutan tanaman kelapa itu jika di Bali (khususnya warga Hindu Bali) lazim mengatakan sebagai tumbuhan sekelas  “tanem tuwuh” karena sedemikian panjangnya usia tanaman kelapa itu.

kelapa / nyuh gading
penggunaan bungkak/klungah saat ritual kegamaan Hindu

Janganlah munafik dan janganlah terlalu latah menyebut “kafir” jika berbicara tentang Bali. Bali itulah Majapahit yang terakhir yang mayoritas penduduknya beragama Hindu (Hindu nan taat), nusa kecil beraura relegius tinggi lantaran taksu bali nan mumpuni. Dalam Hindu mengenal serana upacara sekelas sesaji, di nusa kecil Bali “banten” namanya. Setiap ritual keagamaan Hindu berserana banten, kebanyakan banten itu berserana kelapa (tanem tuwuh) yang lumrah dipakai adalah buahnya, dari buahnya yang masih muda (bungkak/klungah) hingga buahnya yang berusia tua/ nyuh tuh (bhs.Bali). Tidak dinyana lagi, kelapa merupakan bagian penting dari upakaranya umat Hindu (khususnya di Bali), misalnya setiap pembuatan banten daksina (pejati) wajib pakai buah kelapa). Tidak terlalu salah jika ada yang mengartikan buah kelapa itu sebagai simbul/ lambangnya para Dewa, atau ada juga yang mengartikan sebagai lambing bumi. Tanaman kelapa itu buanyak jenisnya, di nusa kecil Bali kelapa itu dinamakan “nyuh”, maka sebut saja : nyuh gading, nyuh bulan, nyuh sudamala, nyuh bojog, dan sederet nyuh-nyuh yang lainnya. Salah satu kelapa/ nyuh yang acap digunakan dalam ritual Hindu neng Bali, sebut saja Nyuh Gading, umumnya yang dipakai buahnya yang masih muda yang dinamakan bungkat/klungah. Lazim disebut “bungkak nyuh gading/ klungah nyuh gading”,  Kelapa gading memiliki filosofi sedemikian besar di jajaran Hindu  ; sebagai penyomya/penetralisir kekuatan sad ripu, diyakini sebagai simbul kekuatan toya (air murni/ yeh sukla), simbulnya kekuatan tirtha mahamertha (tirtha dari Dewa Siwa),  disimbulkan sebagai kekuatan nyasa (baca niasa) kekuatan Dewa Pemelihara (Wisnu). Dengan itu dapat dikatakan bahwa kelapa merupakan simbul para Dewa.

penggunaan bungkak/klungah saat ritual kegamaan Hindu

Diantara kesekian jenis kelapa ciptaanNya, umat Hindu neng tanah Bali diantaranya memkai beberapa jenis saja sesuai peruntukannya, setiap jenis memiliki kegunan khusus dalam setiap jenis ritual keagamaan  ;  Bungkak nyuh gading sebagai suatu contoh, diyakini smbulnya Sanghyang Mahahdewa serana permohonan tirtha Kundalini dan juga disetiap acara ritual keagamaan potong gigi/metatah/mepandes wajib memakai bungkak nyuh gading sebagai tempat air liur yang tercampur dengan asahan gigi, bungkak nyuh bulan dengan warna putih gading simbulnya Sanghyang Iswara serana permohonan tirta sanjiwani, bungkak nyuh gadang (kelapa hijau)  simbulnya Sanghyang Wisnu serana permohonan tirta Kamandalu, bungkak nyuh udang yang lazim berwarna merah simbulnya Sanghyang Brahma berada di Selatan serana memohon tirta pawitra, contoh lainnya bungkak nyuh sudamala simbolnya Dewa Siwa di tengah letaknya serana memohon tirta Mahamertha. Disamping sebagai serana ritual keagamaan keseharian rutin (reguler) aneka bungkak/klungah itu jika di nusa kecil Bali, tidak jarang acap dikaitkan dengan dunia mistik bermakna sebagai kekuatan magis mistik. Diyakini sekali, secara tidak langsung semua kelapa utamanya bungkak/klungahnya yang telah melewati sebuah rangkaian upacara telah mengalami berbagai macam penyucian, penyupatan hingga ke pasupati (mepasupati) sehingga memiliki energi dewata ( energy positif/ energi  baik). Oleh sebab itulah para usadawan/ dukun/ balian (bhs. Bali) acap memakai bungkak/klungah sebagai serana pokok untuk pengobatan, dengan keyakinan yang tiada diraagukan bahwa bungkak/klungah itu telah diberkati para Dewa serta memiliki power tinggi sebagai pengusir/penetralisir aneka kekuatan negatif, utamanya aneka penyakit yang disebabkan oleh ilmu hitam.


NB  : Kelapa  = Nyuh  (bhs.Bali)

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini