Friday, May 6, 2016

Tanpa modal memadai, mustahil terwujud sebuah desa wisata

Alam desa Belimbing sedemikian indahnya, modal besar bidang wisata kedepan



 
wisatawan yang datang ke desa, akan menemui pemandangan aktivitas warga yang berbudaya tinggi [ lokasi Desa Wisata Belimbing Kabupaten Tabanan )

wisatawan yang datang ke desa, akan menemui pemandangan aktivitas warga yang berbudaya tinggi [ lokasi Desa Wisata Belimbing Kabupaten Tabanan )
wisatawan yang datang ke desa, akan menemui pemandangan aktivitas warga yang berbudaya tinggi [ lokasi Desa Wisata Belimbing Kabupaten Tabanan )

Memang demikianlah adanya uang bukan segala-galanya tapi segala-galanya butuh uang, tidak saja tidak semudah membalikkan telapak tangan,  ini nyata kentara dalam hal membangun/mewujudkan yang namanya sebuah desa wisata. Sejatinya semua orang tahu, mewujudkan sebuah desa wisata di nusa kecil Bali modal primer sudah sedemikian bagusnya yakni panorama alam yang tersangga budaya tanah Bali nan mistis relegius (baca taksu Bali). Mengandalkan modal primer saja tentu hasilnya tidak memadai, karena setelah primer urutannya adalah sekunder, modal itu perlu dalam membangun segala hal.

Panorama alam, Desa Belimbing Tabanan Bali
Panorama alam, Desa Belimbing Tabanan Bali
Panorama alam, Desa Belimbing Tabanan Bali
aktivitas para wisman di desa Belimbing,mereka happy dan bilang good
aktivitas para wisman di desa Belimbing,mereka happy dan bilang good
aktivitas para wisman di desa Belimbing,mereka happy dan bilang good

Dibelahan tanah Bali bagian manapun perkaranya persis, lambannya berkembang sebuah desa yang telah dikukuhkan menjadi sebuah desa wisata tidak terlepas dari keterbatasan modal. Banyaklah bukti, desa wisata terlantar akibat terbentur dana baik berupa dana promosi, dana pembangunan infrastruktur serta lainnya. Untuk hal yang satu ini semoga saja pemerintah berikut pemdanya bijak dapat mengarahkan para investor ke pedesaan yang ingin menanamkan modal di dunia pariwisata, karena tidak terbantah uang itu ada di tangan pemiliknya (konglomerat dan sejenisnya). Jika pada waktunya kelak, pemerintah mampu mengarahkan pemilik uang ke desa niscaya pembangunan pariwisata di nusa kecil Bali akan langsung dinikmati oleh masyarakat (riil mengemas desa wisata dengan baik, contoh : pengelipuran  desa wisata berbasis masyarakat). 


ada sade waterfall di desa Belimbing, para turis happy disana  "sejuk, indah,alami,lestari"
Alam desa Belimbing sedemikian indahnya, modal besar bidang wisata kedepan

Pemerataan pembangunan di sektor pariwisata itu mesti, diharapkan sekali yang selama ini daerah yang dijadikan objek wisata kian merasakan dampaknya ( misalnya Belimbing Desa Wisata di kabupaten Tabanan) Tanah Bali itu, diminati para wisatawan keloktah hingga ke seantero jagat karena seni budaya dan lingkungan alamnya yang masih lestari ( teluk-teluk yang ada belum diurug). Jika suatu ketika nanti kebijakan yang ada berupa bejek sana bejek sini hingga bucek, dan salah satu komponen kecantikan tanah Bali bergeser memudar serta berujung sirna saat itulah tanah Dewata Bali tidak lagi jadi primadona bagi para wisatawan. Tiada terpungkiri, kalau saja kebijakan itu tepat dengan berkembangnya sektor pariwisata di pedesaan secara langsung akan mampu memberdayakan warga demi peningkatan perekonomian. Semoga para pemegang kebijakan di tanah leluhur ini jeli melihat, bahwa sebuah desa wisata itu perlu adanya penambahan sejumlah fasiltas demi menunjang kenyamanan pengunjung.

Curahan unek unek dari warga Belimbing Desa Wisata.



No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini