Tuesday, December 8, 2015

Keyakinan umat Hindu, tentang suatu hal



Aliran kepercayaan tentangNya yang menamakan dirinya Sanatanadharma yang nyata-nyata merupakan sebuah ajaran yang meyakini bahwa ada kuasa yang lain selain kuasa manusia, dan tertua di kolong bumi namanya Hindu. Faham Hinduisme demikian ada yang membilang, faham ini meyakini seyakin-yakinnya bahwasanya dahulu kala sebelum dunia tempat kita memadu kasih ini diciptakanNya hanyalah ada yang namanya Sanghyang Embang Nan Maha Tunggal.


Ketahuilah sesuai keyakinan/ ajaran Hinduisme, diibaratkan kalau kita menghitung tentunya asal mula hitungan adalah nol/kosong, konon pada zaman itu belum ada yang namanya matahari, bulan bintang, dan kesekian jenis benda-benda langit yang lain, ajaran Hindu meyakini hanya ada Sanghyang Embang Yang Maha Tunggal. Diyakini beliau Maha Besar memenuhi  alam raya yang luasnya tiada terbatas, namun diyakini juga beliau Maha Kecil, sehingga bisa longgar di lubang yang paling kecil. Ketika itulah diyakini oleh umat Hindu segalanya bersifat sempurna juga suci karena tidak ada yang lain selainNya. Dalam ajaran Hindu keadaan inilah yang dilukiskan dengan aksara utama windhu yang berarti kosong. Maka terlukiskanlah Sanghyang Windhu yang mana suaranya tiada ubahnya telinga ditutup rapat-rapat, Windhu sesuai ajaran Hindu juga punya arti Kawi, jadilah Sanghyang Kawi. Karena bermakna kosong, beliau seakan-akan tidak ada namun sejatinya merupakan kosong yang penuh, ada dimana-mana setiap waktu tanpa asal mula dan tidak terbatas.Oleh umat Hindu disini, beliau kemudian disebut Sanghyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Kuasa ), beliau diyakini memiliki sifat yang serba Maha.

Kisah selanjutnya, sesuai keyakinan Hindu beliau yang serba Maha itu melakukan yoga semadhi, dari yoga Beliau yang tuntas terciptalah Sanghyang Licin / Sanghyang Eka Aksara yakni Ongkara. Selanjutnya Sanghyang Eka Aksara beryoga, terlahirlah Sanghyang Purusa Pradhana / Hawa dan Adam/ positip negatip.. Keduanya itu  umat Hindu menamakan Sanghyang Akasa dan Pertiwi / rwa bhinneda / baik dan buruk/ suka dan duka. Dalam aksara suci digambarkan dengan dwi aksara ( ang dan ah ). Sanghyang Dwi Aksara beryoga, terlahirlah Sanghyang Tri Purusa (Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa ) dalam wujud tri aksara digambarkan dengan  Ang (Brahma), Ung (Wisnu), Mang (Siwa). Sesuai keyakinan Hindu pula ketiga namaNya itulah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, memelihara, dan juga mengembalikan keasal mula/ keasal pembentuknya. Sanghyang Tri Aksara beryoga terciptalah Sanghyang Catur Windhu Dewa, demikian seterusnya hingga alam raya ini menjadi sempurna dan seimbang. Hindu meyakini pada masa terjadinya ciptaanNya / srsti  alam ini diciptakan secara perhahan/evolusi dan terakhir dariNya kembali kepadaNya (saat pralaya/kiamat). Tiada ubahnya di alam fana ini  Silaba-laba pada saat srti mengeluarkan benang jaringnya dari badannya sendiri, dan akhirnya menarik kembali kedalam dirinya sendiri pada saat pralaya  (urna nabhawa). 


Sumber bacaan : buku apadesa thn.1978.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini