Tanah Bali, adalah juga jamak orang mengatakan sebagai tanah
budaya mungkin karena dari sejak zaman nenek moyang dulu tanah Bali itu kaya
budaya juga di sayang para dewata. Yang namanya budaya, merupakan salah satu
hasil daya imajinasi manusia, yang nyata hasilnya diantaranya mampu memberikan
tuntunan, ketenangan, keheningan/kedamaian, juga kepuasan hati nurani, dan
tiada terpungkiri juga sebagai suatu kebanggaan. Karena semua efek yang
ditimbulkan oleh budaya itulah maka lama kelamaan ada kecendrungan untuk
mempertahankan, mengembangkan, bahkan selalu ada inovasi berkreasi demi
memperdalam wawasan. Yang namanya
kebudayaan itu sejatinya merupakan sesuatu yang khas pada suatu daerah, kebudayaan tanah Bali misalnya.
Kebudayaan tanah Bali nyata-nyata bernafaskan suatu faham kepercayaan (baca
taksu Bali),otomatis kebudayaan yang ada dan lestari amat erat kaitannya dengan
agama Hindu, yang mana agama Hindu notabene penganutnya mayoritas neng tanah
Bali ( Majapahit terakhir ). Diantara budaya dimaksud sebut saja Dharmagita dan
tari-tarian.
suara genta/bajra bagian dari panca gita |
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan |
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan |
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan |
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan |
Dharmagita lumrah diartikan sebagai tembang-tembang
kerohanian, ada pembacaan sloka dan palawakya pada setiap acara lomba dharmagita.
Dharmagita dapat menimbulkan dampak yang amat positif bagi pembentukan sikap
mental, martabat, prilaku/budi pekerti bahkan dipercaya dapat meningkatkan
pengetahuan spiritual. Pada setiap upacara keagamaan khusunya pujawali/piodalan
di pura-pura di tanah Bali selalu ada pembacaan / tembang-tembang kerohanian
yang lasimnya di lakukan oleh para sekaa santhi. Yang namanya pelaksanaan upacara keagamaan akan lebih mantap atau
dapat dibilang lengkap kalau dibarengi dengan panca gita.
Panca Gita yang dimaksud dapatlah diartikan lima jenis
bunyi-bunyian yang dapat menimbulkan/membangkitkan rasa suka cita menjelang dan
saat upacara keagamaan dilaksanakan, kelima
bunyi-bunyian itu diantaranya :
1.
Suara
kentongan/ kulkul : sebagai
pertanda/wangsit masyarakat Hindu mulai berkumpul di tempat upacara
2.
Suara
gong/gamelan : musik tradisonal untuk mengiringi upacara keagamaan, contohnya
upacara piodalan.
3.
Suara
kidung/kidungan : dharmagita yang dikumandangkan
4.
Suara
genta/bajra : suara genta yang dibunyikan oleh sulinggih/pemangku untuk
mengiringi do’a pujaan
5.
Suara
puja/mantra sulinggih/pemangku yang
berkembang menjadi gita .
No comments:
Post a Comment