Wednesday, October 1, 2014

Panca Gita “ Hindu “




Tanah Bali, adalah juga jamak orang mengatakan sebagai tanah budaya mungkin karena dari sejak zaman nenek moyang dulu tanah Bali itu kaya budaya juga di sayang para dewata. Yang namanya budaya, merupakan salah satu hasil daya imajinasi manusia, yang nyata hasilnya diantaranya mampu memberikan tuntunan, ketenangan, keheningan/kedamaian, juga kepuasan hati nurani, dan tiada terpungkiri juga sebagai suatu kebanggaan. Karena semua efek yang ditimbulkan oleh budaya itulah maka lama kelamaan ada kecendrungan untuk mempertahankan, mengembangkan, bahkan selalu ada inovasi berkreasi demi memperdalam wawasan.  Yang namanya kebudayaan itu sejatinya merupakan sesuatu yang khas pada suatu  daerah, kebudayaan tanah Bali misalnya. Kebudayaan tanah Bali nyata-nyata bernafaskan suatu faham kepercayaan (baca taksu Bali),otomatis kebudayaan yang ada dan lestari amat erat kaitannya dengan agama Hindu, yang mana agama Hindu notabene penganutnya mayoritas neng tanah Bali ( Majapahit terakhir ). Diantara budaya dimaksud sebut saja Dharmagita dan tari-tarian.

suara genta/bajra bagian dari panca gita
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan
ada suara gong/gamelan saat upacara keagamaan

Dharmagita lumrah diartikan sebagai tembang-tembang kerohanian, ada pembacaan sloka dan palawakya pada setiap acara lomba dharmagita. Dharmagita dapat menimbulkan dampak yang amat positif bagi pembentukan sikap mental, martabat, prilaku/budi pekerti bahkan dipercaya dapat meningkatkan pengetahuan spiritual. Pada setiap upacara keagamaan khusunya pujawali/piodalan di pura-pura di tanah Bali selalu ada pembacaan / tembang-tembang kerohanian yang lasimnya di lakukan oleh para sekaa santhi. Yang namanya pelaksanaan  upacara keagamaan akan lebih mantap atau dapat dibilang lengkap kalau dibarengi dengan panca gita.

Suara puja/mantra sulinggih/pemangku  berkembang menjadi gita .


Panca Gita yang dimaksud dapatlah diartikan lima jenis bunyi-bunyian yang dapat menimbulkan/membangkitkan rasa suka cita menjelang dan saat upacara keagamaan  dilaksanakan, kelima bunyi-bunyian itu diantaranya :
1.      Suara kentongan/ kulkul  : sebagai pertanda/wangsit masyarakat Hindu mulai berkumpul di tempat upacara
2.      Suara gong/gamelan : musik tradisonal untuk mengiringi upacara keagamaan, contohnya upacara piodalan.
3.      Suara kidung/kidungan : dharmagita yang dikumandangkan
4.      Suara genta/bajra : suara genta yang dibunyikan oleh sulinggih/pemangku untuk mengiringi do’a pujaan
5.      Suara puja/mantra sulinggih/pemangku  yang berkembang menjadi gita .

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini