Upacāra Yajña potong gigi
( Manusa Yadnya ), atau dalam komunitas Hindu-Bali disebut metatah, mepandes,
atau mesangih. Secara fisik, dalam upacāra ini, baik laki-laki maupun
perempuan, enam gigi mereka diratakan dengan alat kikir, yaitu dua gigi taring
dan empat gigi tengah.
Keenam gigi itu melambangkan Sad Ripu atau enam sifat buruk yang ada dalam diri
setiap manusia, yakni nafsu (kama), rakus (loba), marah (kroda), mabuk (mada),
bingung (moha), dan dengki (matsarya).
Namun demikian amat diyakini oleh warga Hindu khususnya Hindu Bali, bagi mereka para wanita yang tengah hamil tidak baik untuk mengikuti upacara mesangih/potong gigi. Yang menyebabkan kenapa ? Berikut sekilas info ;
Arimbawa Iwyn à BANGKITNYA HINDU
Bolehkah Dalam Keadaan Hamil Mengikuti Upacara Potong Gigi?
Berikut petikan uraian dr : Bhagawan Dwija :
Ibu-Ibu/ Wanita yang sedang hamil tidak dibolehkan melakukan upacara potong gigi/ mepandes. Dasar acuannya: Lontar Catur Cuntaka. Penjelasan:
1. Mepandes adalah suatu upacara yang menyebabkan diri cuntaka.
Lamanya cuntaka, saat dia naik ke bale petatahan, selama metatah, dan sampai selesai, diakhiri dengan mabeakala. Setelah mabeakala barulah cuntakanya hilang. Prosesi itu memakan waktu antara 1-2 jam. Walaupun masa cuntaka itu singkat, tetap saja Ibu itu kena cuntaka.
2. Bayi atau jabang bayi yang ada dalam kandungan adalah roh suci yang patut dihormati, dipuja atas perkenan Sanghyang Widhi yang “mengijinkan” roh itu menjelma kembali menjadi manusia (walaupun masih berupa janin).
Jadi Ibu yang mengandung bayi yang suci, patut dihindarkan dari penyebab-penyebab cuntaka. Tidak hanya potong gigi saja, tetapi juga semua jenis cuntaka, misalnya: ngelayat orang mati, mengunjungi penganten (pawiwahan), memegang orang-orang sakit (sakit gede – lepra, aids dll).
Jadi demi keselamatan Ibu dan Bayi, sebaiknya upacara potong gigi itu ditunda sampai bayinya lahir dan sudah berusia lebih dari 3 bulan.
Berikut petikan uraian dr : Bhagawan Dwija :
Ibu-Ibu/ Wanita yang sedang hamil tidak dibolehkan melakukan upacara potong gigi/ mepandes. Dasar acuannya: Lontar Catur Cuntaka. Penjelasan:
1. Mepandes adalah suatu upacara yang menyebabkan diri cuntaka.
Lamanya cuntaka, saat dia naik ke bale petatahan, selama metatah, dan sampai selesai, diakhiri dengan mabeakala. Setelah mabeakala barulah cuntakanya hilang. Prosesi itu memakan waktu antara 1-2 jam. Walaupun masa cuntaka itu singkat, tetap saja Ibu itu kena cuntaka.
2. Bayi atau jabang bayi yang ada dalam kandungan adalah roh suci yang patut dihormati, dipuja atas perkenan Sanghyang Widhi yang “mengijinkan” roh itu menjelma kembali menjadi manusia (walaupun masih berupa janin).
Jadi Ibu yang mengandung bayi yang suci, patut dihindarkan dari penyebab-penyebab cuntaka. Tidak hanya potong gigi saja, tetapi juga semua jenis cuntaka, misalnya: ngelayat orang mati, mengunjungi penganten (pawiwahan), memegang orang-orang sakit (sakit gede – lepra, aids dll).
Jadi demi keselamatan Ibu dan Bayi, sebaiknya upacara potong gigi itu ditunda sampai bayinya lahir dan sudah berusia lebih dari 3 bulan.
No comments:
Post a Comment