Saturday, February 1, 2014

“ Pura Agung Udaya Parwata Tambora “



Banyak tempat yang pernah disinggahi Danghyang Nirartha ( 1478 - 1560 ),  sekarang telah menjadi suatu tempat suci baik yang terkatagori kecil dan besar, misalnya di tanah Bali ada Pura Tanah Lot, ada Pura Ulu Watu, serta yang lainnya. Perjalanan suci beliau konon dahulu hingga ke Pulau Sumbawa,  di suatu tempat di sebuah gunung beliau sempat melakukan tapa yoga semadhi, Gunung Tambora demikian nama tempat itu. Didirikan sejak 1984 dalam bentuk “turus lumbung”  diempon oleh 165 kepala keluarga  warga Bali. “ Pura Agung Udaya Parwata Tambora” demikian nama tempat suci warga Hindu itu.

foto  : 
baliaga.wordpress.co

Terletak lereng barat Gunung Tambora, disuatu desa yang bernama Oibura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Pulau Sumbawa, ada pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut, 215 Km dari Bandara Bima dan 525 Km dari Denpasar, hingga kini telah diempon oleh lima ribu kepala keluarga dari seluruh Sumbawa. Tahun  1995 pura ini direnovasi hingga tahun 2005, namun di tahun 2007 lalu sempat diguncang gempa hingga  membuat struktur pura dan pelinggih rusak. Bermodalkan semangat dan rasa bakti yang tebal, mulai tahun 2008  umat pengempon hingga awal 2014  kembali merenovasi  dan memperluas  pura tersebut. Hingga awal 2014 di utamaning mandala telah dibangun ; Padmasana, Meru tumpang solas, Meru tumpang tiga, Sedahan taksu, Paruman agung, 2 unik pepelik sari, Sedahan anglurah, Paselang, Pawedaan. Sedang dalam proses pembangunan dua pelinggih lagi : Sapta petala dan Menjangan saluang.

Ketinggian Gunung Tambora pada awalnya adalah 4.851 meter, di tahun 1815 gunung itu meletus dan menyisakan ketinggian hanya 2.500 meter, namun kawah gunung Tambora ini diyakini terluas di seantero jagat. Masih ada di lerengnya Tambora, kurang lebih 3 km dari pura ditemukan berbagai situs sejarah : koin, dulang, dan alat pemujaan.  Di samping itu agak aneh memang, secara gaib di sana acap dijumpai orang pakai udeng (destar), dan sayup sayup terdengar suara nyanyian surgawi.  Ada juga kayu yang telah berusia lebih dari dua abad, kayunya konon amat sakral kayu kalango  demikian namanya.

Sumber  : koran bali post  29-1-2014.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini