Aneka nama acara keagamaan yang dimiliki umat Hindu,
lebih-lebih umat Hindu tanah Bali, sampai-sampai mereka yang sinis akan
keberadaan Bali menyebut : Bali = Banyak Libur. Wajar, karena memang
demikianlah adanya, namun ingat itu semua
bersinggungan nyata dengan yang namanya hak asasi. Upacara keagamaan
oleh umat Hindu memang buanyak buanget, mulai yang terselenggara tiap har,i
rutin ( nitya karma ) hingga ke
persembahyangan yang dilaksanakan pada hari-hari / waktu tertentu ( naimittika
karma ), itulah Hindu dengan salah satu budayanya. Santer telah tersiar ada
juga yang bernama Panca Wali Krama dan
Eka Dasa Rudra, yang mana acara itu rutin terselenggara di kabupaten Karangasem
Bali, neng Pura Besakih.
Yang disebut upacara Panca Wali Krama tidaklah semua warga
faham, kapan upacara itu dilaksanakan ( walau mereka tahu itu ada di pura
Besakih ). Di selenggarakan setiap sepuluh tahun sekali, yakni jatuh pada hari
Tilem/bulan mati sasih Chaitra tahun Saka dengan kelipatan sepuluh ( tahun saka
yang angka akhirnya adalah nol ). Contoh pada tahun saka 1910 ( 8 Maret 1989 ),
di dahului upacara penyucian jagat. Upacara pitra yadnya (ngaben/ngerit)
serentak di laksanakan di seluruh pelosok tanah Bali. (Dipetik dari buku : murddha agama
hindu, upada sastra.)
Upacara keagamaan yang terbilang langka, langka karena
rentang waktu penyelenggaraannya amat jauh yakni setiap seratus tahun sekali. (
bersyukurlah terlahir sebagai umat Hindu di Bali saat kelahiran ini berjumpa
dengan Eka Dasa Rudra di Besakih ). Tahun saka jatuhnya Eka Dasa Rudra adalah
kala mana tahun saka berakhir dengan dua nol angka / kelipatan seratus ). Pada
tahun saka 1900 , upacara Eka Dasa Rudra dilaksanakan di pura Agung Besakih
saat hari Tilem/bulan mati ( 28 Maret
1979 ) untuk memuja para dewa yang menempati sebelas mata angin : timur,
tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut,
tengah-tengah, dan bawah. ( Dipetik dari buku : murddha agama hindu, upada sastra.)
No comments:
Post a Comment