Sejatinya dalam agama Hindu
senantiasa ada dua pemikiran yaitu demi kesejahtraan jasmani dan rohani (bhukti dan mukti). Demi kesejahtraan jasmani
bidang ekonomi amatlah perlu, asal saja tetap harus berdasarkan serta bertujuan
dharma. Harta benda atau usaha-usaha ekonomi itu harus harus dipakai untuk
memperkokoh dharma, dengan maksud bahwa harta itu lebih diutamakan untuk dana
punia bagi kesejahtraan umum, disamping untuk kepentingan diri sendiri. Contoh
: untuk pembangunan peribadahan, punia kepada orang-orang suci, berdana kepada
pakir miskin, penderita cacat serta yang lainnya.
Kama merupakan keinginan untuk
memperoleh kesukaan (kenikmatan), dan sama halnya dengan arta. Kama inipun
mesti didasari dan dijiwai oleh dharma. Dalam hal ini dharma hendaknya sebagai
pendorong serta pengendali kama, karena kama yang tidak didasari dharma akan
mengakibatkan penderitaan ( suka mewali dukha ).
Yang dimaksudkan dharma dalam kama
adalah semua keinginan hendaknya dipenuhi, dilaksanakan dengan dasar kejujuran
dan bertujuan untuk kesejahtraan, kesucian atau ketinggian masyarakat. Jadi
setiap usaha dalam hidup ini baik arta maupun kama mesti dijiwai oleh dharma, kita harus tahu bahwa segala
usaha di alam ini dipengaruhi oleh tri guna
: satwa, rajah, dan tamah.
Jika satwa dalam keseluruhan
menguasai rajah dan tamah, menyebabkan orang cendrung kepada dharma, kebaikan,
akan menemui sifat kedewataan. Jika
rajah yang berkuasa menyebabkan orang cendrung kepada kama, kenafsuan. Jikalau
tamas menguasai yang lainnya menyebabkan watak seseorang cendrung kepada
adharma, kebodohan, kejahatan. Umat Hindu amatlah diharapkan, agar senantiasa
mengusahakan agar satwa menguasai yang lainnya. [ mereka yang menetap dalam
satwa selalu kearah kebaikan, dan menetap dalam rajah tetap tinggal di
tengah-tengah, sedangkan yang menetap dalam tamah akan terus menurun derajat
jiwanya ]
No comments:
Post a Comment