Agama Hindu
dalam ajaran tattwa (filsafat)-nya mengajarkan bahwa Tuhan itu berada di
mana-mana, sehingga kebebasan Tuhan yang dicapai oleh Atma sebagai realisasi
dari pertemuannya/menyatunya dengan brahman/Tuhan tidak terikat oleh suatu
tempat tertentu serta mengkhusus. Demikianlah kiranya dapat dijelaskan atas
suatu tanya, Jika kita dapat mencapai suatu keadaan atma kita kelak akan
menyatu dengan Brahman/Tuhan, dimanakah atma itu akan bertemu/menyatu dengan
Tuhan?
Sejatinya
yang menjadi kunci utama guna membuka jalan menuju kebebasan yang disebut moksa
adalah lepasnya pengaruh awidya (maya) di dalam alam pikiran itu sendiri
sehingga atma akan mendapatkan kebebasan yang sempurna. Cara untuk melenyapkan
pengaruh maya ini dalam ajaran fisafat Hindu ada cara tertentu dalam artian, untuk
melenyapkan pengaruh awidya inilah langsung menjadi jalan guna mencapai moksa
tersebut. Penyebab utama yang menjadi perintang jalan untuk mencapai kebebasan
(moksa) ialah semua pikiran yang diselubungi oleh awidya, diantara alam pikiran
yang dimaksud adalah buddhi, manas
ahamkara, indria (emosi). Kalau ahamkara dan indria dapat dikendalikan maka buddhi dan manas
(akal) akan bersifat satwam sehingga apa yang dilakukan sebagai realiasasi dari perkembangan akal serta
keputusan buddhi itu adalah subha karma sepi ing pamrih dan bebas dari ikatan
suka duka. Segala karma yang dilakukan tanpa dorongan ego (ahamkara) dan emosi
(indria) dan hanya diperuntukkan kepada Tuhan tidak akan menimbulkan ikatan
pada atman. Bisa jadi dengan semua itu purna mukti akan tercapai, merupakan
suatu kebebasan yang paling sempurna dan tertinggi dimana atma telah dapat
bersatu dengan brahman (Tuhan). Purna mukti sama sifatnya dengan sayujya.
(Sayujya > suatu kebebasan yang tertinggi dimana atma telah dapat menyatu /
bersenyawa secara identic dengan Tuhan serta telah mencapai brahman atman
aikyam)
No comments:
Post a Comment