Saturday, May 18, 2013

Lagu pujaan bagi umat Hindu



Dalam berbagai kegiatan keagamaan yang memiliki nilai spiritual bahwa Umat Hindu amat menghormati serta memuja Hyang Maha Kuasa dengan penuh ketulusan. Cara yang lasim dilakukan oleh umat Hindu  adalah dengan melaksanakan persembahyangan yang tulus iklas yang disebut beryajnya. Beryadnya berarti melakukan pengorbanan, persembahan, dan pemujaan kehadapan Tuhan. Dalam praktek sehari-hari  umat Hindu dalam melakukan persembahan atau pemujaan diwujudkan dalam bentuk yajnya yang berupa sarana yajnya seperti : bunga, daun, buah, biji-bijian,air (tirtha), api, seni keagamaan/seni sacral. Dan tidak kalah pentingnya pula adalah persembahan berupa nyanyian keagamaan yang halus dan suci berupa “lagu pujaan”


Yang dimaksud dengan lagu pujaan adalah : nyanyian keagamaan umat Hindu guna memuja kebesaran Hyang Widhi Wasa. Lagu pujaan merupakan suatu nyanyian suci yang khusus dinyanyikan  serangkaian dengan upacara keagamaan Hindu. Persembahan berupa lagu pujaan atau nyanyian oleh umat Hindu biasanya dikenal dengan sebutan dharma gita. Dharma Gita, adalah suatu lagu atau nyanyian kesucian yang secara khusus dinyanyikan kala pelaksanaan upcara agama Hindu. (suatu lagu atau nyanyian suci yang digunakan oleh umat Hindu untuk mengiringi upacara ritual yajnya tertentu). Mereka yang menyanyikan lagu keagamaan/lagu pujaan /juru gita umumnya memilih lagu yang sesuai dengan upcara yajnya yang tengah berlangsung, yang semua syairnya memiliki nilai keagamaan, kesusilaan, kesucian, dan keheningan. Lagu pujaan umat hindu  ada beberapa jenis : sekar alit, sekar madya, dan sekar agung.

Sekar alit juga dikenal dengan pupuh atau geguritan, dan dilain sisi ada juga yang menyebut dengan istilah macapat. Macapat adalah lagu pujaan yang dibentuk berdasarkan pada lingsa. Contohnya : pupuh pangkur,pupuh ginada, pupuh ginanti/kinanti, pupus sinom, dan pupuh yang lainnya.

Sekar madya, lagu pujaan jenis ini umumnya dikenal dengan istilah kidung. Nyanyian ini memakai bahasa Bali tengahan, dan bahasa Bali lumrah, ada juga yang memakai bahasa Jawa kuno. Kebanyakan dilagukan secara berkelompok tapi ada juga secara perorangan guna menumbuhkan suasana keheningan dan suasana religious. Contohnya : kawitan warga sari, brahmara ngisep sari, kawitan tantric, jerum, dan yang lainnya.

Sekar agung, jenis lagu pujaan yang digolongkan ke sekar agung juga disebut dengan kekawin, ada juga yang menyebutnya wirama. Lagu pujaan jenis ini merupakan lagu keagamaan yang dinyanyikan dengan memakai guru lagu. Dalam melagukan kekawin biasanya mengikuti aturan tertentu yakni matra atau metrum. Yang dimaksud guru lagu adalah adanya suara berat atau panjang dan ringan atau lembut dalam tembang kekawin. Ada juga aturan lainnya yang disebut Vreta, adanya suku kata atau kecap yang membentuk baris empat atau tiga, baris menjadi satu bait atau pada dalam kekawin. Contohnya : wirama basantatilaka, wirama girisa, wirama indrawangsa, wirama praharsini, dan wirama yang lainnya.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini