Dalam
berbagai kegiatan keagamaan yang memiliki nilai spiritual bahwa Umat Hindu amat
menghormati serta memuja Hyang Maha Kuasa dengan penuh ketulusan. Cara yang
lasim dilakukan oleh umat Hindu adalah
dengan melaksanakan persembahyangan yang tulus iklas yang disebut beryajnya.
Beryadnya berarti melakukan pengorbanan, persembahan, dan pemujaan kehadapan
Tuhan. Dalam praktek sehari-hari umat
Hindu dalam melakukan persembahan atau pemujaan diwujudkan dalam bentuk yajnya
yang berupa sarana yajnya seperti : bunga, daun, buah, biji-bijian,air
(tirtha), api, seni keagamaan/seni sacral. Dan tidak kalah pentingnya pula
adalah persembahan berupa nyanyian keagamaan yang halus dan suci berupa “lagu
pujaan”
Yang dimaksud
dengan lagu pujaan adalah : nyanyian keagamaan umat Hindu guna memuja kebesaran
Hyang Widhi Wasa. Lagu pujaan merupakan suatu nyanyian suci yang khusus
dinyanyikan serangkaian dengan upacara
keagamaan Hindu. Persembahan berupa lagu pujaan atau nyanyian oleh umat Hindu
biasanya dikenal dengan sebutan dharma gita. Dharma Gita, adalah suatu lagu
atau nyanyian kesucian yang secara khusus dinyanyikan kala pelaksanaan upcara
agama Hindu. (suatu lagu atau nyanyian suci yang digunakan oleh umat Hindu
untuk mengiringi upacara ritual yajnya tertentu). Mereka yang menyanyikan lagu
keagamaan/lagu pujaan /juru gita umumnya memilih lagu yang sesuai dengan upcara
yajnya yang tengah berlangsung, yang semua syairnya memiliki nilai keagamaan,
kesusilaan, kesucian, dan keheningan. Lagu pujaan umat hindu ada beberapa jenis : sekar alit, sekar madya,
dan sekar agung.
Sekar alit
juga dikenal dengan pupuh atau geguritan, dan dilain sisi ada juga yang
menyebut dengan istilah macapat. Macapat adalah lagu pujaan yang dibentuk
berdasarkan pada lingsa. Contohnya : pupuh pangkur,pupuh ginada, pupuh
ginanti/kinanti, pupus sinom, dan pupuh yang lainnya.
Sekar madya,
lagu pujaan jenis ini umumnya dikenal dengan istilah kidung. Nyanyian ini
memakai bahasa Bali tengahan, dan bahasa Bali lumrah, ada juga yang memakai
bahasa Jawa kuno. Kebanyakan dilagukan secara berkelompok tapi ada juga secara
perorangan guna menumbuhkan suasana keheningan dan suasana religious. Contohnya
: kawitan warga sari, brahmara ngisep sari, kawitan tantric, jerum, dan yang
lainnya.
Sekar agung,
jenis lagu pujaan yang digolongkan ke sekar agung juga disebut dengan kekawin,
ada juga yang menyebutnya wirama. Lagu pujaan jenis ini merupakan lagu
keagamaan yang dinyanyikan dengan memakai guru lagu. Dalam melagukan kekawin
biasanya mengikuti aturan tertentu yakni matra atau metrum. Yang dimaksud guru
lagu adalah adanya suara berat atau panjang dan ringan atau lembut dalam
tembang kekawin. Ada juga aturan lainnya yang disebut Vreta, adanya suku kata
atau kecap yang membentuk baris empat atau tiga, baris menjadi satu bait atau
pada dalam kekawin. Contohnya : wirama basantatilaka, wirama girisa, wirama indrawangsa,
wirama praharsini, dan wirama yang lainnya.
No comments:
Post a Comment