Oya Aku mau tanya pada Diriku, bagaimana perasaan
Diriku jika ada yang memotong pembicaraan ketika Diriku sedang berbicara?
Biasa aja, dan tidak ada masalah.
Bukankah itu tidak sopan, Diriku?
Sudah Diriku bilang tadi, biasa saja kali. begini Aku, ketika ada yang memotong pembicaraan, Diriku bisa mengistirahatkan mulut sejenak dari aktivitasnya. Bukankah ini bagus, energi tidak perlu keluar untuk mengungkapkan banyak kata.
Owh... begitu ya Diriku. Tapi biasanya Aku marah, kurang nyaman dan merasa tersinggung jika ada seorang lain memotong pembicaraan Aku.
Ya... ya, Diriku bisa mengerti mengenai itu. Tahu gak, itu artinya Ego sedang mengambil perannya dengan cukup baik. Ego berperan melindungi Aku dari perasaan tidak nyaman, melindungi Aku dari ketidak sopanan orang lain, melindungi Aku dari tindakan ketidak adilan orang lain, dan pokoknya ego menginginkan agar Aku ini selalu tampil elegan diantara orang-orang. Bershukurlah karena Aku mempunyai Ego yg baik hati dan mau menjaga Aku, selalu.
Trus jika memang begitu adanya, kenapa Aku merasa terganggu ya. Sedikit-sedikit marah, dan Aku menjadi mudah benci sama orang.
Ha... ha.... Aku, Aku.... Ya jelas donk. Kan bukan Aku saja yg punya Ego, orang lain juga sama. Artinya Ego Aku sedang bersaing dengan Ego orang lain, cenderung yang terjadi adalah saling bertubrukan. Ego melawan Ego mengakibatkan timbulnya kemarahan, kebencian, iri, dan selalu ingin menang sendiri. Seolah-olah Aku adalah yang paling Aku.
Benar sie, Diriku. Oya Diriku kok beda ya? bagaimana caranya Aku ingin jadi Diriku.
Gampang... Tumbuhkan kesadaran, bahwa Aku dan orang lain adalah bersumber dari satu yaitu Kita. Sehingga muncul rasa welas asih dalam Aku, kosongkan sedikit tempat agar si Rendah Hati bisa mengambil peran. Kita pada dasarnya adalah satu sama lain, namun karena Ego menginginkan agar Aku punya identitas untuk memunculkan ciri khas satu sama lain, maka yang terjadi malah sebuah rasa keterpisahan yang cukup jauh.
Apakah Aku ini harus mengusir Ego? bagaimana menurut Diriku.
Enggak sie begitunya kali Aku..... Biarkan Ego mendapatkan tempat yang layak dan hargai perjuangannya selama ini, toh Ego kan banyak membantu dalam mewujudkan keinginan-keinginan Aku. Cuma Aku mesti membatasi sedikit geraknya, agar Ego tidak mendominasi dalam segala tindakan. Masukkan peran Rendah Hati, dan berikan Cinta lebih banyak ruang untuk unjuk rasa dan unjuk kebolehan.
Aku lebih mengerti sekarang, terimakasih ya Diriku. Akan Aku coba untuk menjadi seperti Diriku sarankan. Perluas ruang untuk Cinta dan ijinkan Rendah Hati untuk mengambil peran.
~ hahahah... ternyata begini yang muncul jika bicara dengan diri. Kaya tehnik Ego state dalam Hypnoterapi saja. :D :D :D
Biasa aja, dan tidak ada masalah.
Bukankah itu tidak sopan, Diriku?
Sudah Diriku bilang tadi, biasa saja kali. begini Aku, ketika ada yang memotong pembicaraan, Diriku bisa mengistirahatkan mulut sejenak dari aktivitasnya. Bukankah ini bagus, energi tidak perlu keluar untuk mengungkapkan banyak kata.
Owh... begitu ya Diriku. Tapi biasanya Aku marah, kurang nyaman dan merasa tersinggung jika ada seorang lain memotong pembicaraan Aku.
Ya... ya, Diriku bisa mengerti mengenai itu. Tahu gak, itu artinya Ego sedang mengambil perannya dengan cukup baik. Ego berperan melindungi Aku dari perasaan tidak nyaman, melindungi Aku dari ketidak sopanan orang lain, melindungi Aku dari tindakan ketidak adilan orang lain, dan pokoknya ego menginginkan agar Aku ini selalu tampil elegan diantara orang-orang. Bershukurlah karena Aku mempunyai Ego yg baik hati dan mau menjaga Aku, selalu.
Trus jika memang begitu adanya, kenapa Aku merasa terganggu ya. Sedikit-sedikit marah, dan Aku menjadi mudah benci sama orang.
Ha... ha.... Aku, Aku.... Ya jelas donk. Kan bukan Aku saja yg punya Ego, orang lain juga sama. Artinya Ego Aku sedang bersaing dengan Ego orang lain, cenderung yang terjadi adalah saling bertubrukan. Ego melawan Ego mengakibatkan timbulnya kemarahan, kebencian, iri, dan selalu ingin menang sendiri. Seolah-olah Aku adalah yang paling Aku.
Benar sie, Diriku. Oya Diriku kok beda ya? bagaimana caranya Aku ingin jadi Diriku.
Gampang... Tumbuhkan kesadaran, bahwa Aku dan orang lain adalah bersumber dari satu yaitu Kita. Sehingga muncul rasa welas asih dalam Aku, kosongkan sedikit tempat agar si Rendah Hati bisa mengambil peran. Kita pada dasarnya adalah satu sama lain, namun karena Ego menginginkan agar Aku punya identitas untuk memunculkan ciri khas satu sama lain, maka yang terjadi malah sebuah rasa keterpisahan yang cukup jauh.
Apakah Aku ini harus mengusir Ego? bagaimana menurut Diriku.
Enggak sie begitunya kali Aku..... Biarkan Ego mendapatkan tempat yang layak dan hargai perjuangannya selama ini, toh Ego kan banyak membantu dalam mewujudkan keinginan-keinginan Aku. Cuma Aku mesti membatasi sedikit geraknya, agar Ego tidak mendominasi dalam segala tindakan. Masukkan peran Rendah Hati, dan berikan Cinta lebih banyak ruang untuk unjuk rasa dan unjuk kebolehan.
Aku lebih mengerti sekarang, terimakasih ya Diriku. Akan Aku coba untuk menjadi seperti Diriku sarankan. Perluas ruang untuk Cinta dan ijinkan Rendah Hati untuk mengambil peran.
~ hahahah... ternyata begini yang muncul jika bicara dengan diri. Kaya tehnik Ego state dalam Hypnoterapi saja. :D :D :D
Sumber : sebuah status FB, akun Wayan Martino
No comments:
Post a Comment