Berawal dari kisah raja Daha Sri Airlangga, konon dari istri
pertamanya menurunkan 3 orang putra dan putri, yang sulung perempuan bernama
Sri Sanggrama Wijaya/ Dyah Kili Suci Endang/Raka Kapucangan, yang kedua
laki-laki bernama Sri Jayabaya, yang nomor 3 juga laki-laki bernama Sri
Jayasabha. Saat Sri Airlangga berburu pernah jatuh hati dengan seorang putri
gunung, dan terjadi hubungan badan di bawah pohon Timbul, dan menurunkan
seorang putra laki-laki bernama Arya Buru atau Arya Timbul.
Untuk menghindari perebutan kedudukan sebagai raja di Daha, Arya
Buru di perintahkan ke tanah Bali dengan pengikut 200 orang. Sampai di Bali Arya
buru menetap di bukit Buluh, daerah Kelungkung dan berputri seorang diberi nama
Ni Gusti Gunaraksa, tempat tinggalnya dijadikan desa dan diberi nama Gunaksa.
Akhirnya Ni Gusti Gunaraksa dikawini
oleh De Pasek Lurah Tuttwan. Sebelum perkawinan terselenggara Arya Buru mengajukan
permintaan kepada calon menantunya, agar kelak setelah dia meninggal dunia
supaya De Pasek Lurah Tuttuwan (calon menantunya) mengabenkannya dan
menyembahnya. Adanya permintaan itu karena
Arya Buru tidak memiliki keturunan lagi. Permintaan Arya Buru ini
disanggupi oleh De Pasek Lurah Tuttwan. Setelah Arya Buru meninggal dunia lalu
diselenggarakan upacara pelebon yang diselenggarakan oleh De Pasek Lurah
Tuttwan. Saat upacara semua sanak saudara Ki Pasek hadir. Agar jangan sampai
dilihat oleh Ki Pasek pada saat menyembah jenazah mertuanya, De Pasek Lurah
Tuttwan melakukan dari sebelah barat tembok bale. Ketika De Pasek Lurah Tuttwan
sedang menyembah, terjadilah keanehan yakni tembok bale itu pecah jadi dua
bagian, sehingga oleh Ki Pasek tampak jelas dilihat De Pasek Lurah Tuttwan
melakukan persembahan itu. Setelah upacara usai, Ki Pasek mengadakan pertemuan
keluarga membicarakan masalah De Pasek Lurah Tuttwan yang dianggap telah
melanggar sesana yakni menyembah jenazah mertuanya. Peristiwa ini dianggap
mencemarkan nama dan derajat Ki Pasek semua. Makanya De Pasek Lurah Tuttwan
dikucilkan dari keluarga Ki Pasek, karena sebelumnya ia tidak pernah memberitahu
tentang permintaan Arya Buru. Sejak itu
di tanah Bali ada yang namanya “Bale Pegat” sebagai kenangan dari kejadian
pecahnya tembok bale tempat De Pasek Lurah Tuttwan melakukan persembahan
terhadap jenazah mertunya (Arya Buru).- ## sumber : buku babad
pasek,seri babad Bali ##
Dasar cerita begitu, dari mana dapat pak..?
ReplyDeleteDari Buku Babad Pasek oleh I Gusti Bagus Sugriwa, dan dari sumber Buku Babad Bali Agung Arya Ki Barak/Arya Pengalasan/Arya Buru/Arya Timbul putra Raja Airlangga dari isteri Dewi Giriputri, puteri seorang pertapa Mpu Resi Tapasuwi dipasraman Wanagiri Gunung Pawitra/Penanggungan tempat Raja Airlangga berburu binatang kijang/Rusa Emas.
Delete