Saturday, December 29, 2012

“ Bale Pegat “ di tanah Bali



Berawal dari kisah raja Daha Sri Airlangga, konon dari istri pertamanya menurunkan 3 orang putra dan putri, yang sulung perempuan bernama Sri Sanggrama Wijaya/ Dyah Kili Suci Endang/Raka Kapucangan, yang kedua laki-laki bernama Sri Jayabaya, yang nomor 3 juga laki-laki bernama Sri Jayasabha. Saat Sri Airlangga berburu pernah jatuh hati dengan seorang putri gunung, dan terjadi hubungan badan di bawah pohon Timbul, dan menurunkan seorang putra laki-laki bernama Arya Buru atau Arya Timbul.

Untuk menghindari perebutan kedudukan sebagai raja di Daha, Arya Buru di perintahkan ke tanah Bali dengan pengikut 200 orang. Sampai di Bali Arya buru menetap di bukit Buluh, daerah Kelungkung dan berputri seorang diberi nama Ni Gusti Gunaraksa, tempat tinggalnya dijadikan desa dan diberi nama Gunaksa. Akhirnya Ni Gusti Gunaraksa dikawini  oleh De Pasek Lurah Tuttwan. Sebelum perkawinan terselenggara Arya Buru mengajukan permintaan kepada calon menantunya, agar kelak setelah dia meninggal dunia supaya De Pasek Lurah Tuttuwan (calon menantunya) mengabenkannya dan menyembahnya. Adanya permintaan itu karena  Arya Buru tidak memiliki keturunan lagi. Permintaan Arya Buru ini disanggupi oleh De Pasek Lurah Tuttwan. Setelah Arya Buru meninggal dunia lalu diselenggarakan upacara pelebon yang diselenggarakan oleh De Pasek Lurah Tuttwan. Saat upacara semua sanak saudara Ki Pasek hadir. Agar jangan sampai dilihat oleh Ki Pasek pada saat menyembah jenazah mertuanya, De Pasek Lurah Tuttwan melakukan dari sebelah barat tembok bale. Ketika De Pasek Lurah Tuttwan sedang menyembah, terjadilah keanehan yakni tembok bale itu pecah jadi dua bagian, sehingga oleh Ki Pasek tampak jelas dilihat De Pasek Lurah Tuttwan melakukan persembahan itu. Setelah upacara usai, Ki Pasek mengadakan pertemuan keluarga membicarakan masalah De Pasek Lurah Tuttwan yang dianggap telah melanggar sesana yakni menyembah jenazah mertuanya. Peristiwa ini dianggap mencemarkan nama dan derajat Ki Pasek semua. Makanya De Pasek Lurah Tuttwan dikucilkan dari keluarga Ki Pasek, karena sebelumnya ia tidak pernah memberitahu tentang permintaan Arya Buru. Sejak itu di tanah Bali ada yang namanya “Bale Pegat” sebagai kenangan dari kejadian pecahnya tembok bale tempat De Pasek Lurah Tuttwan melakukan persembahan terhadap jenazah mertunya (Arya Buru).-  ## sumber : buku babad pasek,seri babad Bali ##

2 comments:

  1. Dasar cerita begitu, dari mana dapat pak..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari Buku Babad Pasek oleh I Gusti Bagus Sugriwa, dan dari sumber Buku Babad Bali Agung Arya Ki Barak/Arya Pengalasan/Arya Buru/Arya Timbul putra Raja Airlangga dari isteri Dewi Giriputri, puteri seorang pertapa Mpu Resi Tapasuwi dipasraman Wanagiri Gunung Pawitra/Penanggungan tempat Raja Airlangga berburu binatang kijang/Rusa Emas.

      Delete

Baca juga yang ini