Bali
post , 22/10/2012.
Antara benar dan tidak, bahwa yang menyebarkan
wabah diabetes mellitus ke suluruh dunia adalah orang Barat. Sejumlah
penelitian membuktikan bahwa orang bergaya hidup sederhana, seperti orang desa
yang hidup dengan caranya yang tradisional amat jarang kena penyakit yang
namanya kencing manis ini. Penyakit ini justru banyak mampir ke tubuh kaum
urban, yang notabene bergaya hidup orang bule. Mereka umumnya biasa makan
makanan dan minum minuman yang manis-manis, beralkohol, dan melalui proses
pemasakan, seperti : roti, kue, cappucino, es krim, milk shake, dsb. Dan tidak
jarang pemanis itu adalah pemanis buatan. Kalaupun asli umumnya bahan itu telah
melewati pengolahan pabrik sehingga tercemar bahan-bahan kimia tertentu. Dan
biasanya orang barat senang menyantap makanan siap saji, sehingga kandungan
gizi bahannya itu lebih berkurang, lantarasan proses pemasakan yang serba
instan, dengan panas yang tinggi, yang merusak nutrisi-nutrisi penting. Bahkan
proses seperti itu tidak jarang memunculkan zat-zat yang baru yang bersifat
toksik. Jadi budaya dan pola makan seperti itulah yang menyebabkan kini banyak
orang memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
Dan ini ada sebuah perbandingan, saat ini masih
ada suku yang primitip dalam soal
makanan. Mereka adalah orang-orang Hunza, yang tinggal dilereng Himalaya.
Mereka sangat jarang sakit dan mayoritas berumur panjang. Usia rata-rata mereka
120 s.d 140 tahun. Hingga kini masih membiasakan diri memakan buah segar, buah
kering, dan sayuran segar sebagai menu utama mereka. Mereka amat jarang memakan
makanan yang diolah atau dimasak, apa
lagi yang diolah pabrik. Mereka juga jarang memakan daging dan makanan berlemak. Tempat tinggal mereka
masih alami, terbebas dari polusi sehingga udaranya segar dan airnya jernih.
Mereka biasa meminum air bening tanpa dimasak, yang keluar dari bebatuan.
Hampir tak ada yang kena penyakit pola hidup dan penyakit degeneratif seperti
asam urat, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan diabetes. Yang lebih
mencengangkan lagi, pada usia 85 tahun atau bahkan seabad mereka masih bisa
bekerja di ladang-ladang dan berolah raga di lapangan, seperti bermain sepak
bola, dsb. Mereka diusia tersebut masih memiliki gigi yang lengkap , tulang
yang kokoh, dan kulit yang sehat. Mereka tidak bersentuhan dengan makanan
instan yang penuh dengan toksin pengawet, pewarna, penambah rasa. Jadi rahasia
umur panjang mereka terletak pada “ faktor gaya hidup “. Bagaimana dengan kita
yang telah terlanjur makan secara tidak steril ini? Jawabanya, banyak yang
dapat dilakukan, dan salah satunya adalah rutin mengkonsumsi makanan kesehatan, kedelai misalnya.
No comments:
Post a Comment