Wednesday, August 29, 2012

Saat baik melangsungkan pernikahan

 
kala mengucapkan sumpah setia, saat menikah

Menikah/perkawinan sesungguhkan adalah dapat dikatakan epesode terakhir dari lakon cinta sepasang kekasih, walau pada sebagiann kecil umat manusia ada yang menikah lebih dari sekali dalam hidupnya. Karena demikianlah saat melangsungkan pernikahan biasanya paling tidak dicarikan hari baik, agar kelak setelah berumah tangga saat  musibah/kemalangan/apes/aib datang, tidak dikatakan karena nasib.


Ada suatu sumber mengatakan hari baik melangsungkan pernikahan berdasarkan sasih, saptawara, panca wara dan lainnya.
Ada suatu kesimpulan akhir saat baik melangsungkan pernikahan adalah pada : Senin Wage Penanggal ping pisan (1), Rabu Pon penanggal ping dasa (10).  Ada juga saat yang amat tidak baik untuk melangsungkan pernikahan : " saat pangelong" (sehari setelah purnama/bulan penuh  hingga sehari menjelang Tilem/bulan mati), saat wuku Rangda Tiga, akibatnya bisa sakit parah atau janda/duda.
Nikah sesuai dengan Tri Pramana > urip sapta wara, sad wara, dan urip  panca wara yang laki-laki dan perempuan dijumlahkan kemudian dibagi 16, sesuai sisa yang didapat ;
  1. Selalu bimbang, ala ayu, suka duka
  2. Sulit mencari penghidupan, suka berwisata
  3. sering menemui kesusahan
  4. sulit mendapatkan keturunan
  5. dirgayusa/panjang umur, lunas lanus
  6. sering menderita sakit
  7. suka duka, ala ayu, kelak akan berbahagia
  8. sulit mencari penghudupan
  9. kurang waspada, dan akhirnya kelak menyesal
  10. disenangi oleh orang besar / pejabat
  11. mampu dan akhirnya  menemui kesenangan
  12. banyak uang, mudah mencari sandang pangan
  13. panjang umur, banyak kebaikannya
  14. menemui perasaan senang dan bahagia
  15. sering menemui kesulitan
  16. menemui kesenangan (ledang ) ,  Urip/Neptu wewaran

Bila melangsungkan pernikahan berdasarkan sasih ;  Sasih kasa/sharavana > jelek (ala), sasih karo/bhadrapada > jelek (ala)  sengsara, sasih ketiga/asuji > banyak keturunan, sasih kapat/kartika > ayu  bisa jadi kaya, sasih kelima/margasira > baik tidak kurang makan minum, sasih kenem/puasya > jelek (ala) berakibat janda atau duda, sasih kepitu/magha > ayu (baik) panjang umur, sasih kaulu/phalguna >  Jelek (ala) kekurangan makan minum, sasih kesanga/caitra > amat jelek (ala dahat) sakit tiada putus-putus, sasih kedasa/waisyaka >  baik (ayu nulus )  suka/ senang, sasih Jyesta/desta > jelek (ala) , sasih sada/asadha > jelek (ala) sering sakit

Pada umumnya perhitungan hari baik/buruk menggunakan patokan penanggal dan pangelong, khusus hari baik melangsungkan pernikahan biasanya di cari penanggal (sehari setelah tilem/bulan mati hingga sehari menjelang purnama/bulan penuh). Baik buruk melangsungkan pernikahan berdasarkan penanggal, bila penanggal ping ;  pisan (1) >  menemui panjang umur, kalih (2) > menemui keberhasilan, tiga (3) > banyak keturunan, pat (4) > yang laki-laki bisa meniggal, lima (5) > selamat/rahayu panjang umur, nem (6) > menemui sengsara/kesusahan, pitu (7) > menemui kesenangan dan selamat, kutus (8) > amat jelek (ala)  sering kesakitan, sia (9) > amat jelek (ala dahat) sengsara sekali, dasa (10)   > baik (wirya guna), solas (11) > kurang penghasilan, roras (12) > banyak kesulitan, telulas (13) > baik , pat belas (14)  >  sering bertengkar (bisa sampai cerai), molas (15) > amat jelek  (dahat ala)




Wuku Rangda Tiga (amat tidak baik dipakai dewasa nikah > doyan balu, janda/duda) : Warigadian, Perangbakat, Pahang, Wariga, Pujut, dan Menail.



Info lebih lanjut tentang dewasa >>  Perhitungan Wariga

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini